Bermediasi- Seekor ikan paus bungkuk dengan panjang 11 mtr. sudah diketemukan mati di rimba Amazon, yang berjarak cukuplah jauh dari habitat aslinya. Perihal ini membuat banyak pakar bingung serta bertanya-tanya, bagaimana ikan paus ini dapat ada disana.
Beberapa pakar yang datang dari Brazil, bingung bagaimana binatang seberat 10 ton itu dapat tergeletak di lokasi rimba. Mamalia laut diketemukan pada Jumat lantas, 22 Februari di dalam semak di pulau Marajo, di mulut Sungai Amazon.
Lantas apakah keterangan sangat logis dari peristiwa yang cukuplah misterius ini? Serta apa ada usaha untuk menguburkan mamalia laut yang besar sekali itu?
Beberapa ilmuwan yakin, makhluk itu mati di laut. Serta mungkin sudah datang di daerah berhutan, sesudah laut terlepas serta gelombang pasang melemparkannya ke daratan, jauh dari lautan.
Satu team dari Semma pergi ke lokasi itu untuk mengecek bangkai ikan itu, yang dipercayai baru berusia 12 bulan. Serta mereka mencari data untuk menghimpun info yang bisa menolong menuturkan, bagaimana makhluk air itu dapat ada di rimba.
Dalam sebuahvVideo yang diambil saat itu tunjukkan, mamalia terhampar di rimba bakau berawa yang dikelilingi oleh pohon-pohon, tanpa pertanda cedera.
Dalam satu posting di Facebook oleh LSM, Bicho D'agua Institute yang berbasiskan di Pulau Marajo, beberapa pakar biologi menyangka jika anak paus terjerat di rimba bakau sesudah terhempas ke pantai oleh gelombang tinggi.
The Maritime Herald menyangka, hewan mungkin sudah terbunuh oleh plastik di lautan.
Dirlene Silva, dari departemen kesehatan, sanitasi, serta lingkungan (Semma) menjelaskan pada alat Brasil Journal O Liberal: "Kami temukan paus itu sebab kehadiran burung pemakan bangkai. Burung nasar tampak berputar diatas bangkai, yang diketemukan tersembunyi di semak-semak cukup jauh dari laut."
Pakar biologi dari Institut Bicho D'agua sudah di panggil untuk menghimpun sampel forensik, untuk memastikan pemicu kematian.
Mereka yakin, hewan besar itu telah mati saat terikut oleh gelombang besar ke tempat peristirahatannya yang tidak lumrah.
Menurut pakar, paus bungkuk umumnya tampak di Bahia di pantai timur laut pada Agustus sampai November. Lalu paus bermigrasi ke Antartika untuk memberikan makan.
Beberapa periset menjelaskan, tidak ada fakta yang pasti kenapa itu berlangsung. Cuma otopsi yang akan memastikan pemicu kematian.
"Kami menghimpun sebanyak-banyaknya info yang dapat kami temukan serta mengidentifikasi sinyal serta luka di tubuhnya, untuk lihat apa dia tertangkap di jaring atau ditabrak perahu," kata Emin.
Beberapa ilmuwan pun merencanakan untuk buka bangkai, menghimpun sampel parasit serta bukti dari otot yang akan di kirim ke laboratorium untuk analisa penyakit.
Dipercayai jika, binatang yang terdampar itu mungkin sudah terdampar saat beberapa waktu sebelum diketemukan.
Kontrol ini diprediksikan akan tuntas sampai sepuluh hari.
Untuk sekarang ini tidak ada gagasan untuk menguburkan hewan itu sebab ukuran, berat, serta tempat yang susah. Menjadi alternatifnya beberapa periset punya maksud untuk ambil sebanyak-banyaknya sampel, dan di kirim ke Goeldi Alami History Museum di Belem, untuk studi setelah itu.
Ayo daftarkan diri anda bersama kami di kelinci99.ORG ya..
ReplyDelete1 id bisa bermain sepuasnya..."
kontak 2.B.1.E.7.B.8.4...
dengan cs angelina sedang bertugas..