Bermediasi- Pengamat terkenal MotoGP Carlo Pernat mengkritisi penampilan pabrikan Yamaha musim 2020. Menurutnya, pabrikan berlambang garpu tala bisa hilang dari radar perburuan gelar juara bukan karena faktor pebalap.
Carlo Pernat menganalisa bahwa masalah Yamaha kali ini dari setelan mesin Yamaha YZR-M1. Tim asal Jepang itu kini telah memiliki pebalap yang fantastis, tapi tidak untuk kuda besinya.
"Yamaha melakukan revolusi terhadap pebalapnya dengan merekrut Quartararo, Vinales, dan Morbidelli, tapi itu saja tidak cukup," kata Carlo Pernat seperti dikutip dari GPone, Senin (31/8/2020).
"Saya ingin membela Valentino dari berbagai tuduhan, dengan kondisi M1 seperti ini mereka tidak akan pernah menang MotoGP di musim normal. Setiap kali ada masalah yang berbeda, mereka juga bermasalah dengan keandalan mesin dan saya tidak akan terkejut jika beberapa pebalap memulai dari pit lane sebelum akhir musim. " jelas dia.
Seperti diketahui Yamaha tengah dilanda krisis masalah mesin musim ini. Dalam sebuah dokumen Dorna Sport, diketahui Vinales telah menggunakan kelima mesinnya yang dialokasikan musim ini.
Sementara tiga pebalap Yamaha lainnya sudah memakai empat mesin. Satu mesin Vinales dan satu mesin Rossi telah dihapus dari daftar karena dikirim ke Jepang untuk dianalisis masalahnya.
Secara terang-terangan Carlo Pernat menyebut mesin terbaik YZR-M1 ialah saat dikepalai Masao Furusawa, teknisi yang dulu mengantar Rossi meraih sukses di awal-awal karier bersama Yamaha.
"Desainer hebat terakhir yang mereka (Yamaha) miliki adalah Furusawa, M1 miliknya adalah yang terbaik dari semuanya. Selama bertahun-tahun, motor ini mengalami penurunan daya saing dan sekarang Yamaha adalah motor terakhir di grid, terkecuali Aprilia. Ini bukan lagi masalah pengendara," ujar Carlo Pernat.
Jika menarik garis tarik ke belakang, Masao Furusawa merupakan otak kesuksesan Yamaha di ajang MotoGP. Ketika ituYamaha tak pernah menang lagi di ajang GP (500 cc), yang terakhir kali dipegang Wayne Rainey di tahun 1992.
Masao Furusawa kemudian masuk di tahun 2003, inovasi Furusawa yang paling terkenal di dunia MotoGP adalah mesin cross plane crankshaft. Pada tahun 2004, jadi pertemuan pertama antara YZR-M1 dengan Valentino Rossi. Selama tujuh tahun berikutnyamenjadi ajang pembuktian kegeniusan Furusawa. Valentino Rossi bisa memenangi 4 kali juara dunia bersama Yamaha, yakni (2004-2005) dan (2008-2009). Pun masa pensiun Furusawa ditutup dengan sukses Jorge Lorenzo juga jadi juara dunia.
"Selama tujuh tahun, Furusawa selalu menjadi orang nomor satu di Yamaha. Jadi tanpa dia, saya tidak tahu apa yang terjadi. Bagi saya hal ini cukup menjadi perhatian," ujar Rossi yang saat itu berusia 31 tahun.
0 Response to "Yamaha Punya Line Up Pebalap Top, tapi Motornya"
Post a Comment