Bermediasi- Kecelakaan Toyota Alohard bernopol B-2300-WW melaju kencang dan menabrak truk bernopol B-8294-WQO yang terguling di lajur 3 KM 51.800 Tol Jorr Pulo Gebang, Jakarta Timur, Sabtu (5/9) pukul 02.00 WIB dini hari. Pengemudi Alphard bernama Rocky diduga mengantuk, sehingga hilang kendali.
"Karena pengemudi Alphard mengantuk, tidak bisa mengendalikan kendaraan kemudian menabrak truk yang terguling di lajur 3," kata Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Indra Waspada dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (6/9/2020).
Belajar dari kecelakaan tersebut, ada dua hal yang patut menjadi perhatian, yakni berkendara saat dini hari dan mengemudi dalam kondisi mengantuk.
Kadang-kadang, tabrakan beruntun di jalan bebas hambatan tidak terhindarkan. Makanya sering disarankan agar pengendara tetap menjaga jarak dan kecepatan di jalan tol.
Untuk menghindari itu, Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengingatkan kecelakaan yang terjadi saat dini hari memiliki potensi yang lebih besar.
"Kalau kita melakukan satu aktivitas fisik saat dini hari itu adalah jam waktu tidur sesuai dengan jam biologis tubuh manusia," ujar Jusri.
"Seseorang yang melakukan kegiatan fisik, apalagi menyangkut kegiatan multitasking dalam hal ini adalah mengemudi, berkendara motor itu adalah multitasking. Orang ini dengan mudah sekali melakukan kesalahan. Saat orang melakukan aktivitas saat jam tidur kemampuan kognitif-nya, kemampuan persepsi nya akan menurun," ungkap Jusri.
Di sisi lain penyebab kecelakaan yang utama saat melakukan perjalanan adalah mengantuk atau kelalaian manusia.
Lebih lanjut seperti dikutip dari detikHealth, praktisi kesehatan tidur dari RS Mitra Keluarga Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RSPGT mengatakan tidak ada satu zat pun yang bisa menggantikan efek restoratif tidur. Sebab itu, tidur merupakan komponen satu-satunya yang harus kita jaga terutama saat berencana akan mudik dengan menyetir kendaraan sendiri.
"Kita harus memprioritaskan kesehatan tidur kita, jangan cuma minum vitamin, konsumsi penambah energi, kafein, itu no. Jadi persiapan untuk diri kita adalah mempersiapkan kesehatan tidur," jelasnya.
Dalam kondisi mengantuk, Jusri menambahkan kecepatan motorik pengendara dalam menyikapi hal-hal di jalan raya pun lebih lambat.
"Sangat klasik sekali, kalau ada tanda-tanda fatigue atau letih atau ngantuk, itu segera cari tempat istirahat. Atau, menunda perjalanan kalau belum memulai perjalanan. Menunda atau mengganti moda transportasi, atau kalau ada suruh orang lain yang bawa. Intinya dia tidak boleh mengemudi saat dia letih," tegasnya.
"Ini menjadi pelajaran bagi semua pengguna jalan. Jalan raya sebagai area atau lingkungan tidak aman. Oleh karena itu kalau perlu istirahat atau berhenti, coba berhenti di tempat aman, kalau ada tempat parkir kita berhenti di tempat parkir," katanya.
0 Response to "Belajar dari Kecelakaan Alphard Tabrak Truk Terguling: Ngantuk Jangan Nyetir"
Post a Comment