Bermediasi- Bersama dengan Hafiz Faizal, Gloria Emanuelle Widjaja kesusahan untuk berkelanjutan di kompetisi elite dunia. Ia mengaku itu sebab begitu cepat senang.
Bersama dengan Hafiz Faizal, tahun ini Gloria turun di 14 kompetisi. Tetapi, dari hasil turnamen-turnamen itu tidak satupun dituntaskan jadi juara. Dibanding tahun kemarin, dengan mengepak satu gelar, yaitu Thailand Open 2018, pergerakan mereka bisa disebut alami penurunan.
Pergerakan Hafiz/Gloria masih kalah dari Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, yang dapat sampai final India Open, New Zealand Open, Australia Open, serta Japan Open. Rangking mereka juga dilampaui Praveen/Melati, yang isi tempat ke enam dunia, sedang Hafiz/Gloria di rangking ke-9,
Walau sebenarnya, pekerjaan Gloria tahun ini semakin berat. Karena, bersama dengan Hafiz, ia dijagokan gantikan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
"Kami sebetulnya tidaklah terlalu pikirkan rangking. Tempo hari turun rangking sebab point Indonesia Open serta Thailand Open tahun kemarin hangus. Jadi tidak apa-apa, semua kan berputar-putar," kata Gloria di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019).
"Saat ini dilalui Praveen/Melati ada juga plus minusnya. Jika saya tidak berada di rangking atas, tetapi kan ada mereka (Praveen/Melati). Kami mutar-mutar (berganti-gantian) saja dua pasang ini, sama-sama lengkapi. Masih, ada berkompetisi tetapi berkompetisi sehat yang penting hasil di laga. Itu kan dampak," ia memberikan tambahan.
Pemain berumur 25 tahun ini mengaku cemburu atas pergerakan Praveen/Melati. Gloria berkemauan untuk mendapatkan hasil yang lebih sip di Kejuaraan Dunia Bulu tangkis 2019 di Basel minggu kedepan.
"Kecemburuan positif tentu ada, tetapi bila dipikir mereka naik ke rangking enam sebab hasil tahun ini mereka memanglah bagus. Sesaat saya serta Hafiz bagusnya tahun kemarin, ya masih dalam hati saya harus dapat (melalui)," katanya.
"Tahun kemarin sampai awal tahun ini memang merasanya tidak gampang. Mungkin dikasih waktu kali sama Tuhan, 'kamu tidak dapat segampang itu, harus berupaya optimal.' Jadi tidak bisa mengurangi diri, atau saya bermakna dipandang begitu cepat senang. Ada rasa semacam itu tetapi kembali lagi, ya beradu saja sama pemikiran," katanya.
Gloria punyai fakta kuat mengapa ia harus usaha keras. PBSI yang membanderol sasaran loloskan dua wakil ke Olimpiade jadi acuannya.
"Penghitungan kwalifikasi Olimpiade itu jadi referensi saja. Berarti, sebab harus selamat jadi tidak bisa kendur. Jika dapat kami berdua harus masuk," tuturnya.
"Sebetulnya saya tidak sudah pernah lihat rangking sesaat kwalifikasi Olimpiade. Jarang-jarang up-date. Yang penting setiap laga saya serta Hafiz main oke. Dengan demikian menjalaninya kelak enak. Jika direncanakan justru sakit hati serta beban. Ditambah lagi, jika tidak berhasil kelak jadi drop," ia menerangkan.
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI
0 Response to "Susahnya Hafiz/Gloria Menyodok Papan Atas Dunia "
Post a Comment