Makam "Orang Sakti" yang Penuh Misteri di Banyumas Seringkali Jadi Tempat Ritual



Bermediasi- Makam kecil di Jalan Ragasemangsang, Banyumas, Jawa Tengah tidak saja mengisap perhatian, tetapi pula sering jadikan masyarakat menjadi tempat ritual. Sesaji berbentuk dupa, air serta bunga-bunga seringkali ditempatkan di makam ada dalam RT 03 RW 05 Kelurahan Sokanegara itu. 

Ketua RT 03, Karto Suwito (73) Karto Suwito mengakui, seringkali lihat beberapa orang hadir ke makam “orang sakti” yang terdapat dekat Kompleks Pendopo Bupati Banyumas itu saat malam hari, untuk memberikan sesaji serta lakukan ritual. Ia tidak tahu apa tujuan serta arah beberapa orang itu. 

Tetapi, ritual orang di makam Ragasemangsang itu tidak mengganggu kegiatan masyarakat yang seringkali hilir mudik di jalan kota itu. 

Makam Ragasemangsang riwayatnya sekarang masih tetap misteri. Tetapi, beberapa orang yakin jika pendam itu tempat peristirahatan “orang sakti”. Kisah serta namanya masih tetap simpang siur. 

Ada dua cerita asal muasal makam itu yang berkembang dari narasi rakyat. 

Karto Suwito menerangkan jika makam Ragasemangsang telah ada semenjak dia geser kesana pada 1962, saat kelas 3 SD. 

Beberapa masyarakat yakin jika jasad dibalik makam itu orang yang mempunyai pancasona, pengetahuan kebal yang tumbuh di tanah Jawa. Orang yang mempunyai pengetahuan itu bila terluka akan pulih saat itu juga. Pemilik ajian ini dapat mati cuma bila dia tidak menyentuh tanah. 

Orang sakti itu lalu bertanding dengan Kiai Pekih, yang konon ialah tokoh penduduk yang hidup di lingkungan yang sama. Sebab dipandang menggelisahkan, Kiai Pekih lalu bertanding dengan orang sakti pemilik ajian pancasona itu. 

Sebab tahu kelemahannya, Kyai Pekih menaklukkan orang sakti itu dengan menggantungnya dalam suatu pohon besar. Masyarakat yang lihat hal itu lalu menyebutkan figur yang bergantung itu menjadi Ragasemangsang. 

Dalam bahasa Jawa, Raga berarti badan atau jiwa, sedang semangsang berarti tersangkut atau menyangsang. 

"Menurut narasi orang sini, sebab kesaktiannya itu serta takut berlangsung apa-apa, tempat Ragasemangsang mati tidak diapa-apakan serta dibikin makamnya," tutur Karto. 

Sedang makam Kiai Pekih berada di gang samping barat pendopo Bupati Banyumas. Seakan ke-2 makam itu jadi pengingat mengenai kebajikan menantang kejahatan di pusat kota yang dijuluki Kota Satria itu. 

Vs ke-2 yang berkembang di penduduk berlatar waktu perjuangan menantang penjajah. Tetapi, tidak juga jelas penjajah manakah yang berkuasa waktu itu. 

"Waktu waktu penjajahan, ada pejuang yang terjun payung. Tetapi ia meninggal terlibat di pohon," tuturnya. 

Menjadi penghargaan atas layanan pejuang, jadi tempatnya hembuskan napas paling akhir jadikan makam serta dirawat. Dari pejuang itu tidak diketemukan data diri. Oleh karenanya, penduduk mengatakan menjadi Ragasemangsang. 

Seputar tahun 1962, Karto bersaksi jika makam Ragasemangsang tidak ada di dalam jalan pertigaan seperti saat ini. Dulu, letaknya berada di pinggir jalan kecil yang belum diaspal. 

Seputar 1963-1964, berlangsung pelebaran jalan di seputar makam Ragasemangsang. Sebab lihat makam itu jadi misteri serta dikasih penghargaan spesial oleh penduduk terdahulu, pada akhirnya makam itu tidak dipindahkan. Walau selanjutnya makam itu ada persis di pertigaan jalan. 

Kepala bagian pariwisata Dinas Pemuda Berolahraga Kebudayaan serta Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko menjelaskan jika tidak ada catatan tentu mengenai cerita Makam Ragasemangsang. 

Cerita-cerita rakyat, menurut dia, tidak dapat bertahan sebab terdapatnya perpindahan serta pembangunan kota tidak disertai dengan pencatatan serta riset. 

"Mitologi serta kisah-kisah itu tidak bertahan sebab ceritanya terputus. Pewaris kisahnya tidak jelas serta tidak ada juru kunci," tuturnya 


UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makam "Orang Sakti" yang Penuh Misteri di Banyumas Seringkali Jadi Tempat Ritual "

Post a Comment