Bermediasi- Selain tempat wisata, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memiliki banyak lokasi menarik dan unik untuk didatangi. Berikut empat tempat mata air unik di Ciamis, yang konon memiliki khasiat tersendiri.
Situ Lengkong Panjalu
Situ Lengkong Panjalu merupakan danau tempat wisata ziarah di Kecamatan Panjalu, Ciamis. Air dari situ ini biasa dijadikan oleh-oleh para peziarah.
Bagi yang ingin mencobanya, pengunjung harus ke Nusa gede. Itu merupakan sebuah pulau yang berada di tengah-tengah situ (danau) Lengkong. Untuk mencapainya tersedia jasa angkutan perahu.
Air yang ada di Nusa gede ini berasal dari situ kemudian disuling ke atas dan disaring, disimpan dalam penampung air. Sehingga wisatawan maupun peziarah tinggal memutar kran untuk minum, berwudu maupun dibawa pulang dengan ditampung pakai botol plastik.
Konon, menurut sejarah, Situ lengkong ini terbentuk dari air zamzam yang dibawa oleh Raja Panjalu Prabu Boros Ngora dari Timur Tengah, setelah menimba ilmu Islam kepada Sayyidina Ali RA.
Juru kunci Nusa Gede Situ Lengkong, Abdul Azis mengatakan air 'zamzam' di Situ Lengkong ini dipercaya dapat memberikan keberkahan. Namun ini hanya perantara saja, karena seseorang harus tetap istikamah dengan mencari rida yang Maha Kuasa.
Abdul Azis bercerita sejarah singkat terbentuknya danau ini. Raja Panjalu Prabu Boros Ngora awalnya bukan seorang muslim. Ia dikenal seorang yang hebat, sering menantang seseorang yang jago beladiri.
Saat itu Prabu Boros Ngora berjalan menuju Timur Tengah dan bertemu dengan Sayyidina Ali, lalu bertarung dan mengakui kehebatan Sayyidina Ali hingga memutuskan menjadi muridnya. Prabu Boros Ngora menjadi seorang muslim dan namanya diganti menjadi Syeh Abdul Iman.
"Saat pulang, Prabu Boros Ngora mendapat oleh-oleh pesang dan air 'zamzam' di wadah gayung, tapi gayung itu bolong. Setelah sampai di Panjalu, lalu ditumpahkan di lokasi ini luasnya 51 hektar, sehingga menjadi Situ Lengkong Panjalu," ujar Abdul Azis di Nusa Gede.
Mata Air Ciwasiat Mekarjaya
Mata air yang unik lainnya ada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Namanya Mata Air Ciwasiat, yang konon salah satu tempat peninggalan tokoh penyebar Islam dari Cirebon.
Hikayatnya bila mandi di tempat ini bisa memberikan ketenangan lahir dan batin, maupun apa saja sesuai niat masing-masing. Tempatnya berada sekitar 150 meter dari jalan desa yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Sesepuh Desa Mekarjaya, Elan Kuswaya, menceritakan awal asal-usul mata air Ciwasiat. Saat itu tokoh Islam bernama Raden Gatotkaca Jumantoro bersemedi di lokasi itu yang dulunya merupakan hutan selama tiga hari. Kala itu ia berwasiat kepada isterinya untuk mengantarkan air saat selesai bersemedi. Karena di lokasi itu tidak ada sumber mata air.
Isterinya mengantarkan air dalam sebuah kendi. Air tersebut belum sempat diminum karena air di kendi itu tumpah. Tiba-tiba dari lokasi tumpahan air itu muncul mata air yang kini dikenal sebagai Ciwasiat.
"Jadi dinamakan Ciwasiat oleh warga disini karena berdasarkan cerita asal munculnya sumber mata air itu," ujar Elan.
Mata air itu juga kerap didatangi warga dari luar daerah seperti Cirebon, Garut dan Bandung datang ke Ciwasiat. Seperti setiap malam Jumat Kliwon atau malam Selasa Kliwon.
Ada yang sengaja mandi, berwudu maupun mengambil air dalam botol mineral. Mata air Ciwasiat ini cocok juga untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata.
Mata Air Cidehem Sandingtanan
Mata Air Cidehem berada di Dusun Citaman, Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Mata air ini memiliki keunikan tersendiri. Air mata ini memiliki air yang sangat jernih.
Keunikannya bila orang mengeluarkan suara 'mendehem' maka dari dasar air tersebut mengeluarkan gelembung seperti air mendidih 'ngaburial' dari dasar. Mata air ini terletak di kaki pegunungan wilayah setempat.
Selain memiliki keunikan, mata air ini juga bisa dijadikan sebagai tempat pemandian dengan sensasi dingin, karena air ini bersumber dari kaki pegunungan. Di atasnya juga terdapat sebuah pohon caringin yang menutupi bagian atas kolam, sehingga menjadi teduh.
Konon menurut mitos yang berkembang, air di mata air Cidehem ini memiliki khasiat tersendiri tergantung maksud dari masing-masing orang. Namun, hal itu kembali atas seizin dari sang pencipta dan niat masing-masing.
"Dinamakan Mata Air Cidehem karena sesuai dengan keunikannya, air akan bergelembung-gelembung ketika mendengar orang mengeluarkan suara seperti bergumam atau dalam bahasa Sunda ngadehem. Gelembung itu berasal dari dasar karena air yang keluar lebih deras saat ada getaran suara," ujar Atong Hidayat, pemelihara mata air Cidehem yang juga warga setempat.
Kata dia, umumnya yang datang ke mata air Cidehem hanya sebatas orang lokal wilayah Panjalu saja. Menurut cerita, mata air ini dulunya peninggalan dari Syeh Abdul Manaf.
Ia merupakan tokoh yang menyebarkan agama Islam pertama di wilayah Sandingtaman. Jauh sebelum itu, sumber mata air Cidehem ini juga peninggalan dari Eyang Jagad Nata Tirta Sukma, yang konon merupakan manusia pertama di tatar Sunda.
Mata Air Cibarani
Terakhir, mata air unik yang ke empat adalah mata air Cibarani atau ada juga yang menyebutnya Cikamayan. Konon mata air ini bisa sembuhkan penyakit. Uniknya laga mata air tersebut tidak akan keruh meski lama disimpan dalam botol.
Mata air Cibarani terletak di tengah Hutan Pasarean, Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan. Selain konon dipercaya memiliki khasiat, air tersebut juga dimanfaatkan warga sebagai salah satu sumber air.
Di sekitar mata air ini juga merupakan makam salah satu tokoh di daerah tersebut yakni Pangeran Undakan Kalangan Sari. Kini kawasan Hutan Pasarean sudah ditetapkan sebagai hutan lindung dan Situs Cagar Budaya.
Warga setempat yang juga Amil Desa Nagarapageuh, Samin Setiawan, bercerita asal muasal mata air Cibarani ini. Berdasarkan cerita orang tua dulu, munculnya mata air tersebut sewaktu sesepuh disana bernama Eyang Kura Haji Jayanana datang ke Nagarapageuh dari Makkah. Ia membawa oleh-oleh air 'zamzam', lalu ditumpahkan di lokasi tersebut.
"Ada juga sebagian cerita, mata air ini pertemuan dari beberapa mata air, yakni Kejayaan, Cikahuripan, Cikamayan dan Cibarani," ujar Samin kepada detikcom.
Samin menyebut air dari Cibarani ini memiliki keistimewaan. Dimana air tersebut tidak pernah 'kumer' (keruh) meski telah disimpan di dalam botol dalam waktu yang cukup lama.
"Keistimewaannya air ini ketika dibawa ke rumah, dibandingkan dengan air dari sumber lain, air dari mata air Cibarani ini tidak keruh dan tidak ada perubahan. Sedangkan air dari sumber yang lain itu 'kumer'," katanya.
Samin juga menceritakan keistimewaan lain mata air Cibarani ini yang konon bila mandi tempat ini dapat menyembuhkan penyakit. Ada beberapa peziarah yang telah merasakan manfaatnya. Air ini juga cukup menyegarkan karena langsung bersumber dari pohon berusia ratusan tahun yang ada di lokasi tersebut.
"Untuk pengobatan, orang-orang yang sudah merasakan memang ada kebarokahannya (khasiat). Gimana kehendaknya, yang penting jangan menyekutukan Allah SWT. Berdoa tetap kepada yang maha pencipta bukan kepada yang lain," ucap Samin.
0 Response to "4 Mata Air Unik di Ciamis Ini Dipercaya Memiliki Khasiat"
Post a Comment