Bermediasi- Freiburg kota di kaki Black Forest (Hutan Hitam) dekat segitiga perbatasan Swiss, Prancis dan Jerman terbilang kota tua. Namun kota ini hampir tak pernah menampakkan ketuannya. Ia bisa dibilang klasik, karena gedung-gedung tuanya tak menampakkan usia tua.
Kota di wilayah Jerman itu berusia 900 tahun. Rumah-rumah setengah kayu yang berwarna-warni dan jalan-jalan batu-batu bebas mobil, direkonstruksi untuk beradaptasi dengan abad digital dan internet. Kerusakan yang pernah diderita kota pada Perang Dunia II juga tak tampak. Freiburg merupakan salah satu kota terbaik di Jerman dan dunia: paling layak huni, progresif, berkelanjutan, dan ramah anak.
Dinukil dari BBC, titik balik Freiburg sebagai kota berkelanjutan dapat ditelusuri kembali sejak Februari 1975. Ribuan demonstran berkemah selama sembilan bulan di sebidang tanah, 30 km di utara Freiburg -- jauh di dalam Black Forest.
"Protes itu damai pada saat itu, berakar dalam solidaritas," kata Axel Mayer, yang mengambil bagian dalam acara tersebut dan sekarang adalah direktur pelaksana BUND (Federasi Lingkungan dan Perlindungan Alam Jerman).
Meskipun dipelopori oleh penduduk setempat, kelompok pengunjuk rasa eklektik tumbuh termasuk aktivis sayap kiri, petani anggur, pemain ski, petani Jerman, arsitek, dokter, pendidik, jurnalis, musisi orkestra dan polisi, semuanya bersatu dalam misi mereka untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, Wyhl.
Pembangunan pembangkit listrik itupun dibatalkan secara permanen. Selanjutnya mudah ditebak, Freiburg menjadi kota bagi pemikiran alternatif dan melahirkan gerakan hijau. Dalam beberapa dekade sejak itu, Freiburg dengan cepat berkembang sebagai pusat ekonomi lingkungan dan penelitian tenaga surya.
Kota itu melangkah lebih lanjut, dengan portofolio yang mengagumkan: sebagai kota dengan energi plus pertama di dunia (Heliotrope) pada 1994. Pada 2002, Freiburg memenangkan penghargaan Dubai International Best Practices untuk pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya pada 2010, memenangkan penghargaan nasional untuk upaya perlindungan iklim.
Pada 2017, Balai Kota Freiburg menjadi gedung publik pertama di dunia yang memproduksi energi plus.
Tahun lalu, Freiburg mengundang sekitar 25.000 pejabat dan perencana kota dari seluruh dunia untuk belajar dari proyek-proyek inovatif mereka. Berkat berbagi pengetahuan ini, Padua, kota kembar di Italia utara, telah menginstal pertanian surya terbesar di Italia. Madison di negara bagian Wisconsin, AS, saat ini sedang merencanakan pembangunan Pusat Keberlanjutan yang berbasis pada Pusat Tenaga Surya di Freiburg.
Energi alternatif dan berkelanjutan menjadi daya tarik wisatawan. Andrea Philipp dari agensi keberlanjutan Aiforia mengatakan Freiburg menerima banyak tur, “Kadang empat kali sehari," katanya. "Kami harus berjanji pada penduduk setempat bahwa kami tidak akan mengadakan tur pada hari Minggu, untuk memberi mereka istirahat," ujarnya, untuk menghindari overtourism.
Komunitas Minim Mobil di Vauban
Jalanan Freiburg yang lengang tak disesaki mobil. “Saya tidak memiliki mobil, dan saya tidak membutuhkannya. Anda dapat bersepeda di mana-mana di Freiburg,” tambah Philipp. Dengan jalur sepeda 400km dan sepeda dua kali lebih banyak daripada mobil, Freiburg adalah surga bagi pengendara sepeda.
Desain kota yang ramah sepeda itu, dapat ditelusuri kembali ke periode pasca perang. Sementara kota-kota Jerman lainnya berfokus pada pembangunan kembali kota-kota modern, yang menempatkan mobil di pusat transportasi masa depan, perencana di Freiburg mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka memusatkan desain mereka di sekitar transportasi umum, sehingga memperluas jalan untuk mengakomodasi trem dan jalur sepeda, termasuk zona pejalan kaki yang besar.
Dan pada saat sebagian besar Jerman membangun jalan raya yang luas dan tempat parkir yang luas, Freiburg meluncurkan kebijakan transportasi perkotaan pertamanya pada tahun 1969, yang berfokus pada mode perjalanan ramah lingkungan.
Kota itu juga memiliki stadion sepak bola berkapasitas 24.000 kursi, dan merupakan stadion sepak bola bertenaga surya pertama di Jerman milik SC Freiburg. Sejak panel surya dipasang pada atap tribun pada tahun 1993, stadion ini telah menghasilkan 250.000 kilowatt-jam per tahun, memberi daya pada stadion dan memberi kelebihan energinya, untuk jaringan listrik di sekitarnya. Panel surya dan daur ulang energi, digunakan pula untuk menghangatkan stadion. Stadion tersebut direnovasi dengan 10.000 kursi tambahan.
Hanya berjarak 3 km dari Freiburg, terdapat Kota Vauban yang berpenduduk 5.500 orang. Kota seluas 40 hektar itu, rumah-rumahnya dibangun dengan standar energi Freiburg, dengan kapasitas 65 kWh/meter persegi.
Warga di kota itu, selain diasup oleh energi surya, mereka tak memiliki mobil. Di Vauban, perbandingan kepemilikan mobil 172 mobil per 1.000 penduduk, dibandingkan dengan 393 di Freiburg yang lebih besar, dan 531 di kota metropolitan industri terdekat, Stuttgart.
Kota tua abad pertengahan itu, menargetkan mengurangi emisi CO2 50 persen lebih sedikit pada tahun 2030 dan 100 persen energi dari sumber terbarukan pada tahun 2050.
0 Response to "Freiburg, Kota Abad Pertengahan yang Jadi Futuristik"
Post a Comment