Misteri tak berkutik di dunia maya



Bermediasi- Perkembangan media di dewasa ini beralih ke online. Majalah Misteri pun mencoba melebarkan sayap dengan membuat versi online di www.majalah-misteri.net. Namun Majalah Misteri versi online kurang mendapat respon positif dari pasar.

Yon Bayu Wahyono, Redpel Majalah Misteri mengungkap menyebut segmen pembaca misteri kelas menengah ke bawah menjadi hambatan untuk bersaing di dunia maya. Al hasil, Majalah Misteri versi online pun kurang begitu serius digarap.

"Kita cukup paham akan siapa pembaca kita. Mereka dari kelas menengah ke bawah. Ibarat punya Handphone mungkin hanya bisa untuk telepon dan SMS saja. Kalau kita lari ke arah sana kita khawatir malah akan jadi bumerang nantinya," ujar Yon Bayu kepada merdeka.com.

Selain dari sisi pembaca yang kurang melek dunia online, para pengiklan pun demikian. Iklan banner di daring Majalah Misteri juga sangat murah. Satu banner iklan supranatural hanya dipatok Rp 1,2 juta tertinggi untuk waktu satu bulan bertengger.

"Selain murah, juga terbatas iklannya. Hal ini karena para pengiklan semuanya minta di halaman depan. Mereka tidak mau menaruh iklan di halaman lain selain halaman muka. Katanya gak kelihatan. Ya itu lah pasar pembaca dan pengiklan kita yang mungkin belum teredukasi soal online," ujarnya.

Majalah Misteri pun sering dicuri orang-orang dan ditaruh di blog mereka tanpa memberikan sumbernya. Begitu Majalah Misteri naik di daring, tak lama kemudian banyak dijumpai tulisan-tulisannya diambil sebuah blog dan dibaca banyak orang. Sayangnya sumber Majalah misterinya sering kali tidak dicantumkan.

Mempertahankan bentuk lama ternyata juga lebih menguntungkan banyak orang. Paling tidak para agen yang selama ini menjualnya. Itulah yang diakui Wahyu (47), pemilik agen buku, majalah dan koran di kawasan Senen, Jakarta Pusat.

Wahyu mengaku sudah 15 tahun menjadi agen. selama itu pula, Majalah Misteri salah satu yang membuatnya bertahan. Setiap dua minggu sekali dia mendapat kiriman 200 eksemplar majalah. Dalam waktu 3 hari sejak terbit, Majalah Misteri yang ada di lapaknya bisa ludes terjual.

Menurut Wahyu, Majalah Misteri memang memiliki pembaca setia. Mereka dari golongan kelas menengah ke bawah dan usia di atas 40 tahun.

"Ada yang tukang bajaj, sopir, ojek. Kebanyakan orang tua. Anak muda jarang, tetapi sesekali ada yang nanya. Buat ngelmu kali," ujar Wahyu di lapaknya.

Majalah Misteri juga punya nilai lebih. Meski sudah edisi lama, majalah itu tetap bisa dijual. Isi dari Majalah Misteri sering kali membuat orang penasaran.

"Kadang ada aja yang nanya majalah Misteri edisi yang lalu-lalu. Bahkan nanya yang edisi dua tahun lalu. Jadi kadang gak laku sekarang tapi beberapa bulan baru ramai yang nyari," ujarnya.

Yon pun mengakui bahwa salah satu kelebihan Majalah Misteri tidak pernah usang di mata pembacanya. Terkadang rubrik-rubrik tertentu dicari para pembaca setia meskipun itu sudah edisi lama.

"Salah satu kelebihan Majalah Misteri ya seperti itu. Dibaca kapan pun tetap menarik. Kadang malah ada yang cari edisi lama," ujarnya.

Di protes FPI

Selama perjalanannya, Majalah Misteri tentu berurusan dengan para pembaca yang tidak senang dengan tulisan yang disajikan. Salah satu cerita, Umat Budha pernah melayangkan protes karena dalam cover penerbitan ada gambar Budha yang seolah sedang bertapa. Bahkan Front Pembela Islam (FPI) pun pernah mendatangi kantor redaksi Majalah Misteri di Jalan Kramat V.

"Tetapi semua selesai dengan baik-baik. Kalau salah kita minta maaf dan kita ralat. FPI pernah datang ke sini dan mereka kaget juga ternyata editor kami berkerudung besar-besar semua. Tetapi kemudian kami jelaskan maksud tulisan kami dan selesai," ujar Yon.

Banyaknya dukun yang mengaku bisa menggandakan uang berlipat juga sering menjadi klien Majalah Misteri. Namun kini iklan seperti itu sudah dilarang oleh redaksi. 
UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Misteri tak berkutik di dunia maya"

Post a Comment