Bermediasi- Masih ingat tidak, sejumlah nasihat orangtua, yang waktu kita kecil dibuat takut minta ampun. Nasihat-nasihat itu sebenarnya sangat bagus, cuma disampaikan dengan bumbu-bumbu yang menyeramkan.
Misalnya, orangtua kita membentak: "jangan duduk di depan pintu, nanti kamu SULIT MENDAPAT JODOH". Kebayang tidak waktu itu, kita seketika pindah duduk, karena ucapan orangtua bisa jadi doa.
Nasihat itu sebenarnya sangat bagus. Bagaimana pun, duduk di depan pintu kurang sopan. Secara logikanya, keberadaan kita di depan pintu pasti menghalangi orang yang mau keluar masuk lewat pintu. Biar nurut pindah, orangtua zaman dulu memberi nasihat sambil bumbu ancaman "SULIT MENDAPAT JODOH".
Ada juga nasihat, "jangan menduduki bantal, nanti pantat kamu CEPAT KENA BISUL". Ini apa hubungannya, penyakit bisul dengan duduk di bantal. Kalau ingat nasihat itu, sekarang kita pasti senyum-senyum. Cuma sekarang kita pasti sadar, kalau bantal yang biasa untuk landasan kepala saat tidur, tidak baiklah kalau dipakai untuk pantat.
Hayo nasihat apa lagi yang cukup mengerikan? Ada yang ingat tidak dibentak, "kalau makan jangan sambil tiduran nanti JADI BUAYA". Alamak, anak kecil pasti takut dikutuk jadi buaya. Begitulah orangtua zaman dulu ambil gampangnya saja. Padahal makna yang terkandung dari bentakan itu sangat berguna sekali. Secara ilmu agama maupun kesehatan, makan sambil tiduran tidak baik untuk pencernaan.
Pernah juga mengalami, saat makan buah-buahan semisal rambutan, salak, dan jeruk kita diingatkan : "awas bijinya jangan ketelan, nanti TUMBUH POHON DI KEPALA". Ya ampyuuuun mengerikan sekali kalau benar di kepala kita tumbuh pohon rambutan atau pohon salak. Sebenarnya makna yang terkandung dalam peringatan itu, agar kita berhati-hati dan terhindar menelan biji buah-buahan. Banyak kejadian anak yang menelan biji rambutan sampai nyawanya tak tertolong.
Sementara anak laki-laki yang doyan main dan bandel pasti pernah diingatkan orangtunya: "jangan keluar rumah malam-malam, nanti DICULIK WEWE GOMBEL". Wadawww. Dalam dongeng setan Wewe Gombel itu menyeramkan. Tidak kebayang kalau kita diculik wewe gombel.
Begitu juga kalau kita bermain lampu center di malam hari. Kadang suka iseng sinar lampu center kita arahkan ke atas langit. Kebiasaan itu kalau dilihat orangtua pasti dibentak: "jangan suka sorot-sorot lampu center ke langit nanti KEPALA KAMU TERTIMPA BATU".
Percayalah menyorotkan lampu center ke langit itu nggak bakalan tertimpa batu. Tapi percayalah perbuatan menyorotkan lampu ke arah langit itu, tindakan yang sia-sia. Mubazir. Tidak ada gunanya. Cuma menghabiskan masa energi baterainya saja.
Nah ini ada lagi nasihat yang menyeramkan tapi sangat menarik. Bahkan sampai sekarang masih ada yang memberlakukannya. Apa itu? Pernah dengar: "jangan makan buah pisang yang dempet, nanti kalau PUNYA ANAK DEMPET (kembar siam)".
Betul sampai sekarang masih ada yang tabu memakan pisang yang dempet. Entah karena takut nanti kalau punya anak dempet, atau ada alasan lainnya. Padahal makna yang terkandung dalam nasihat itu, sejak dini, saat usia anak-anak, dilatih untuk tidak tamak. Dalam hal mengonsumsi buah juga jangan rakus. Tidak baik kalau makan pisang sekaligus dua (dempet).
Tapi saya yakin, di zaman sekarang justru banyak orang yang NEKAT makan pisang dempet. Buktinya tetap banyak orang yang RAKUS dan TAMAK. Di kondisi yang kini lagi terserang wabah virus corona, masih ada orang yang TEGA MENIMBUN MASKER, ada juga yang panik MEMBORONG SEMBAKO. Di saat yang sama, banyak yang sedang menderita.
0 Response to "Jangan Makan Pisang Dempet, Ini Faktanya"
Post a Comment