Kematian George Floyd dan Bahayanya Serangan ke Leher Manusia



Bermediasi- tewas mengenaskan oleh polisi, karena lehernya ditindih dengan lutut. Leher adalah titik terlemah manusia yang memang bisa berujung kematian.

George Floyd meninggal dunia karena dianiaya polisi di Amerika Serikat dalam proses penangkapan. Floyd, yang berkulit hitam, ditangkap karena melakukan transaksi dengan uang palsu sebesar 20 USD. Lehernya pun ditindih dengan lutut seorang polisi bernama Derek Chauvin hingga tewas.

Floyd sebetulnya sudah dalam keadaan tangan diborgol saat polisi melakukan hal tersebut. Pria 46 tahun itu juga sudah berteriak sulit bernapas dan berulang kali memanggil ibunya.

8 Menit 46 detik, total waktu yang dilakukan Derek Chauvin untuk menindih leher George Floyd dengan lututnya. Bahkan sebenarnya, hitungan empat menit saja sudah cukup untuk membuat seorang tewas dengan cara 'cekikan' seperti itu.

MMA Junkie seperti dilansir detikSport pernah membahas soal serangan ke leher dengan cara cekikan. Tak ayal, cekikan merupakan salah satu cara petarung UFC untuk melumpuhkan lawan. Membuat lawan kesulitan bernafas, hingga akhirnya melakukan tap dan menyerah.

Ada banyak jenis cekikan di olahraga MMA, dari rear naked choke yakni cekikan dari arah belakang hingga triangle choke, yakni cekikan leher menggunakan kedua kaki dan tangan.

Serangan Derek Chauvin ke George Floyd bisa dianggap sebagai cekikan. Karena efeknya sama, memberikan tekanan dan melumpuhkan leher.

(Halaman selanjutnya, penjelasan seorang dokter tentang cekikan yang berujung kematian)

Johnny Benjamin, seorang dokter dan kolumnis 'Ask the Fight Doc' menjelaskan betapa berbahayanya cekikan ke leher. Cekikan ke leher dapat menyebabkan brain damage, yakni suatu cedera yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak.

Brain damage bisa menyebabkan cedera permanen pada otak, bahkan bisa membuat orang stroke, koma, dan meninggal dunia.

"Bagi mereka yang merupakan petarung MMA dan memang terlatih, cukup membutuhkan waktu 10 detik melakukan cekikan dan lawan akan 'tertidur' alias pingsan," katanya.

Penjelasannya sederhana, orang yang tercekik akan kehilangan aliran darah ke otak karena tekanan arteri karotis (sepasang pembuluh darah yang terletak di bagian dalam leher yang mengantarkan darah ke otak dan kepala). Apalagi, leher berstruktur semi-kaku dengan cincin tulang rawan yang artinya begitu rentan terhadap serangan dari luar.

"Aliran darah ke otak disuplai oleh dua jalur utama, yaitu arteri karotis internal dan arteri vertebral. Arteri karotis internal terletak pada sudut yang terbentuk di mana bagian belakang rahang bertemu leher dan sangat rentan terhadap tekanan," terang Dokter Johnny Benjamin.

"Dibutuhkan empat hingga enam menit untuk membuat kerusakan permanen pada otak," lanjutnya.

Serangan ke leher tak hanya langsung menyerang otak. Bagi orang yang memiliki sinus karotis hipersensitif, serangan ke leher bisa menyebabkan penurunan tekanan darah dan detak jantung.

"Turunnya tekanan darah dan detak jantung, ditambah aliran darah ke otak tersendat itu sangat fatal," tegas Johnny Benjamin.

"Maka para wasit MMA akan langsung memperhatikan petarung yang sedang dalam kondisi tercekik. Wasit harus mengambil keputusan cepat karena taruhannya adalah nyawa," lanjutnya.

Namun tentu, ada teknik-teknik tertentu untuk melepaskan diri dari cekikan. Hanya saja, hal itu dibutuhkan waktu yang lama untuk melatihnya.

UPDATE TERSEDIA LIVECHAT POKER757 
DENGAN VERSI ANDROID & IOS
KLIK DI BAWAH INI


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kematian George Floyd dan Bahayanya Serangan ke Leher Manusia"

Post a Comment